Selasa, 09 Agustus 2011

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI

Hari minggu, 9 Mei 2010, tepat satu minggu setelah Mega Best Conference “Islamic Intelectual Conference (IIC)” dan Hari Pendidikan Nasional, di tempat yang sama yaitu di Sasana Budaya Universitas Negeri Malang, telah diselenggarakan Seminar Nasional dengan tema “Perkembangan Pendidikan, Sains, dan Teknologi Mutakhir, Menuju Kebangkitan Peradaban Islam”. Kegiatan ini diselenggarakan atas kerjasama Forum Ukhuwah dan Studi Islam (FUSI), yang merupakan Lembaga Dakwah Fakultas Teknik UM dengan Kreativitas Islam MIPA (KARISMA) selaku Lembaga Dakwah Fakultas MIPA UM, dalam koordinasi Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus (BKLDK) Korda Malang dan UM sebagai KORNAS. Subhanalloh, kegiatan ini dihadiri oleh lebih dari 500 peserta dan terdiri dari kalangan pelajar, mahasiswa, guru, dosen, praktisi pendidikan, dan aktivis-aktivis dakwah kampus. Dalam data base panitia tercatat bahwa peserta ada yang berasal dari Blitar, Tulung Agung, Malang, Pasuruan, Banyuwangi, Surabaya, Madura, Jember hingga Semarang. Tercatat pula data peserta dari kalangan mahasiswa berasal dari UM, UB, UIN Malang, POLTEK Malang, UNIDHA, UNIJOYO, UNEJ, UNAIR, STIKES, ITN, dan UNS Semarang.

Kegiatan ini terasa sangat berbeda dengan seminar-seminar lainnya. Salah satunya terlihat dari pembawaan MC yang menggunakan konsep 3 bahasa (three language ), yaitu : akhi Fazlurrohman (bahasa arab), akhi Aidy Mukhlas (bahasa inggris), dan akhi Amirul Khoiri (bahasa Indonesia). Kegiatan dimulai dengan pembukaan dan dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al Quran oleh akhi Ivan dan akhi Irham Bugis. Setelah itu dilanjutkan dengan sambutan ketua pelaksana (akhi zainudin fitroni) dan ketua Umum FUSI FT 2010 (akhi Andika Bayusih A.). Secara resmi kegiatan ini dibuka dan disambut oleh Drs. Setiadi. C.P., M.Pd. M.T. selaku Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan FT tepat pukul 08.45 WIB, dengan sambutan yang semangat dan memotivasi peserta akan urgent-nya kegiatan ini. Beliau menyampaikan bahwa kebangkitan peradaban islam bukan karena pendidikan, sains, maupun teknologi. Melainkan kebangkitan pendidikan, sains dan teknologi hanya terwujud dengan kebangkitan Islam. 

Acara inti dimulai pada pukul 09.00 WIB yang dipandu oleh Agus Susamto, S.Pd. (Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dan alumni FUSI, BEM FT dan PTM FT UM). Diawali dengan pemutaran video tentang gambaran kondisi fakta pendidikan di Indonesia, peserta mulai terbuka pemikirannya akan mirisnya kondisi pendidikan di negeri ini. Materi pertama disampaikan oleh Prof. Dr. Effendy, Ph.D. (guru Besar FMIPA UM, ketua RSBI Nasional, dan termasuk dalam 2000 ilmuwan tersukses di dunia pada abad 21 ini yang jurnalnya dijadikan rujukan internasional). Beliau menyampaikan perkembangan penelitian dalam bidang sains dan teknologi di Indonesia. Diawali dengan penyampaian tanda-tanda perkembangan saintek itu ditandai dengan banyaknya award, artikel, hak paten, tex book yang ditulis dosen dan jumlah mahasiswa asing yang ada. Faktanya, produktivitas dosen dan peneliti di Indonesia sangatlah rendah dalam jurnal ilmia internasional, ”tegas Baliau”. Beliau menambahkan, pada tahun 2008 hanya 6 orang peneliti di Indonesia yang memiliki > 41 artikel yang dimuat di jurnal internasional, salah satunya beliau sendiri. Faktor kendala perkembangan sains dan teknologi di Indonesia adalah : (1) keterbatasan sarana (bahan pustaka, peralatan, dan bahan), (2) banyak dosen yang bergelar doktor, yang mamiliki kemampuan melakukan penelitian yang bermutu, namun disibukkan dengan jabatannya, (3) Banyak dosen yang belum faham layak tidaknya penelitiannya dipublish di jurnal internasional, dll.

Kemudian dilanjutkan dengan materi kedua yang disampaikan oleh Dr. Muladi, S.T., M.T. (Dosen TE FT & Kepala Pusat TIK UM, lulusan S3 Informatic Technology of Malaysia). Beliau menyampaikan tentang Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Peradaban Islam. Intinya ada 2 perkembangan di dunia TI yaitu : teknologi MIMO dan Web 2.0 yang menopang kebangkitan peradaban islam. Di antaranya adanya web based (Al Quran, Hadist, Konsultasi, doa, dll). Setelah pemateri pertama dan kedua menyampaikan makalah dalam waktu 45 menit/ pemateri, akhirnya pemateri ketiga yang ditunggu-tunggu tiba Sasana Budaya, yaitu Dr. Ing. Fahmi Amhar (Peneliti Utama IV/e Bidang Sistem Informasi Spasial di BAKORSURTANAL Indonesia, Dosen PPS di IPB dan Universitas Paramadhina Jakarta, sekaligus DPP Hizbut Tahrir Indonesia). Beliau menyampaikan Konsep Baru untuk Pendidikan Sains dan Teknologi Mutakhir. Beliau mengawali dengan pelurusan pemahaman bahwa bangsa yang berkembang sainteknya adalah bangsa yang mampu menggunakan secara tepat, ekomonis, tidak ketergantungan, berkontribusi pada perkembangan teknologi, bukan sebagai penikmat/pasar teknologi. Beliau menambahkan, capaian techscientist dari segi agama di dunia, Islam adalah terendah saat ini, dan Yahudi yang teringgi. Fakta menunjukkan Indonesia dalam literasi matematika menempati peringkat 35 dari 46 negara peserta Timss, literasi membaca peringkat 39 dari 40 negara. Justru dalam hal kemaksiatan Indosesia jagonya. Di antaranya peringkat 2 penyalahgunaan internet, negeri terkorup, dll. Beliau melanjutkan, aktor pengembang teknologi (dunia pendidikan di PT, institusi litbang di pemerintahanm dan R & D di dunia bisnis) semuanya bermasalah diantaranya, masalah plagiarisme, hasil riset harang mengalir ke pengguna, ijazah hanya dijadikan akses naik status sosial ekonomi ataupun politis, lambannya kaderisasi, intensifitas riset. Kendala sangat kompleks, dari kendala individu, kultural, hingga struktural. 10 inovasi harapan ke depan di Indonesia (teknologi tepat guna, hijau, pangan untuk ketahanan pangan, energi, kesehatan, transportasi, pertahanan, maritim, industri, dan bioteknologi). Untuk membengkitkannya di butuhkan visi ideologis yang mampu menggerakkan resources. Visi tersebut adalah pemahaman akan aqidah islamiyah uang akan memberikan kejelasan misi yang berupa potensi kehidupan yang dimiliki manusia, sebagai realisasi islam sebagai umat yang terbaik (Q.S. Ali Imron 110).
  
Fokus di bidang pendidikan, beliau menyampaikan peran pendidikan sesuai dengan aktor-aktornya. Hasil UNAS tidak bisa dijadikan standarisasi kualitas, apalagi indeks kejujuran siswa karena tidak memiliki instrumen yang menilai sikap, kritis, leadhership, entrepreneural, religius, dll. Oleh karena itu, harus ada perubahan pemahanan dan kesadaran perilaku serta pemikiran. Islam sebagai agama sekaligus peraturan hidup sudah mengatur bagaimana seluruh aspek termasuk pendidikan, sains, dan teknologi. Ujungnya bersumber pada pemahaman tentang aqidah yang mengarah pada mabda’ (ideologi) yang mampu membangkitkan pemikiran umat. Sehingga dapat melahirkan kembali ilmuwan-ilmuwan dan intelektual-intelektual muslim muda seperti halnya Ibnu Sina, Al Khawarizmi, Al Jabar, dll. Itu semua dapat terwujud hanya ketika Islam diterapkan secara kaafah dalam naungan Daulah Khilafah Islamiyah. 

Kegiatan dilanjutkan dengan 2 kali sesi tanya jawab untuk 8 orang penanya, dan diakhiri dengan clossing ststement dan kesimpulan oleh moderator. Setelah itu, ada penyerahan cinderamata dan diakhiri dengan doa oleh akhi Arian. Kegiatan diakhiri tepat pada pukul 13.30 WIB. Demikianlah kagiatan ini berlangsung, mudah mudahan bermanfaat dan menginspirasi kita untuk lebih giat mendesain kegiatan dakwah. Adapun kekurangan dalam fasilitas dan LCD itu di luar kemampuan panitia. Mohon maaf atas segala kekurangan nya. Wallahu’alam Bishshowab....
Materi silahkan didownload disini :
 

Komentar :

ada 0 komentar ke “SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI”

Posting Komentar

 

Kegiatan Terbaru

Dakwah Kampus

Lowongan Kerja Terbaru

© 2009 Fresh Template. Powered by Blogger.

Fresh Template by NdyTeeN.