Jumat, 12 Agustus 2011

PENGHALANG MENJADI ORANG SHALIH

Setiap Muslim tentu mendambakan dirinya menjadi orang shalih. Namun bagi sebagian orang, menjadi orang shalih kadang hanya sebatas keinginan, tidak benar-benar diwujudkan. Kadang, keinginan menjadi orang shalih itu malah kontraproduktif dengan praktik-praktik yang dilakukan dalam kesehariannya. Betapa banyak muslim yang malah mendatangkan halangan-halangan bagi dirinya untuk menjadi orang yang salih.

Jika melihat fenomena ummat Islam saat ini memang sangat memprihatinkan. Banyak diantara ummat yang kurang konsekwen dengan keimanannya. Salah satu contoh kewajiban semisal saja menutup aurat secara sempurna kurang diindahkan oleh kaum hawa dengan berbagai macam alasan.
Menutup aurat dengan sempurna hanya dilakukan ketika hendak melaksanakan sholat setelah sholat kemudian berdoa kepada Allah memohon keselamatan dan keridhaan namun setelah doanya selesai ia kembali membuka auratnya. Darimanakah ridho Allah ?. Sebagai ummat yang taat kepada Allah hendaknya kita melaksanakan seluruh perintahnya sekuat dan semampu kita, karena segala sesuatu yang ada pada kita bukan milik kita dan segala sesuatu yang ada di dunia ini hanyalah milik Allah. Ada sebuah syair mengatakan.

Tanganmu adalah kepunyaan-Nya
Mulutmu adalah kepunyaan-Nya
Seluruh tubuhmu kepunyaan-Nya
Bumi tempat kau berpijak adalah kepunyaan-Nya
Dunia tempat kau hidup-pun adalah kepunyaan-Nya
Jika kau ingin bermaksiat, buatlah tubuhmu sendiri, buatlah bumimu sendiri, buatlah duniamu sendiri jika kau sanggup
Karena Allah menciptakanmu bukan untuk bermaksiat kepada-Nya

Betapa banyak nikmat yang telah Allah berikan kepada makhluknya. Coba kita ingat kembali firman Allah berikut ini :

“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”

 (QS. Ar Rahmaan : 13)

Allah mengulang-ulang ayat di atas sebanyak 31 kali alias hampir setengah dari keseluruhan ayat pada surat tersebut. Seharusnya kita dengan penuh kesungguhan menjawab firman Allah di atas dengan mengucapkan :

“Sungguh tiada nikmatmu  satupun yang kami dustakan ya Raab kami”

            Memang syetan tak henti-hentinya menggoda manusia dari sejak manusia pertama kali diciptakan bahkan mereka berjanji akan menggoda manusia dari jalan Allah hingga hari kiamat kelak.

Dan (ingatlah), tatkala Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu semua kepada Adam”, lalu mereka sujud kecuali iblis. Dia berkata: “Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?”. Dia (iblis) berkata: “Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil.” (QS. Al Isra’ : 61-62)

Rosulullah juga pernah bersabda :

(Jalan menuju) surga diliputi dengan segala hal yang tidak menyenangkan/kesukaran dan jalan menuju neraka diliputi dengan kesenangan/shahwat (HR. Bukhari dan Muslim)

Namun dibalik kesusahan-perjuangan kita berpegang teguh kepada Allah. Allah telah menyiapkan sesuatu yang sangat nikmat untuk kita yakni jannah/surga. Sebagaimana sabda Rasul :

“Sesungguhnya bagi setiap orang Muslim di surga disiapkan kemah dari satu mutiara lu’lu yang berongga. Tingginya 60 mil. Di dalamnya terdapat keluarganya dan orang beriman berjalan mengelilingi mereka. Sebagian mereka tidak bisa melihat sebagian yang lain” (HR. Bukhari dan Muslim)

Penghalang menjadi orang shalih

            Memang menjadi orang shalih banyak sekali rintangannya. Dalam hal ini imam Ali pernah berkata : “Seandainya tidak ada lima perkara, seluruh manusia tentu menjadi orang-orang shalih. Pertama: Merasa puas dengan kebodohan. Kedua: Terlalu fokus terhadap dunia. Ketiga: Bakhil terhadap harta. Keempat: Riya dalam beramal. Kelima: Membanggakan diri sendiri.” (Muhammad Nawawi bin Umar al-Jawi, Nasha’ih al-’Ibad, hlm. 32).

Merasa puas dengan kebodohan

            Terkait dengan yang pertama (merasa puas dengan kebodohan). Jelas hal ini merupakan hal yang tercela dalam agama islam karena Rosul pernah bersabda :
”Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap Muslim.” (HR Muslim)

Juga

”Allah SWT murka terhadap orang yang memiliki ilmu tentang dunia tetapi tidak memiliki ilmu tentang akhirat (agama).” (HR Al-Hakim).

Alasan orang yang memiliki sifat ini ada beberapa kemungkinan diantaranya Pertama, mengatakan takut untuk mempelajari ilmu agama karena takut dosa-dosanya ia ketahui dan ia belum mampu untuk menghentikan perbuatan dosanya. Kedua, takut mempelajari agama karena takut dengan semakin maraknya aksi kekerasan yang mengatas namakan islam. Ketiga, memang dia tidak mau berusaha untuk mendapatkan ilmu. Sebagai mahasiswa tentunya kita tidak ingin dimurkai Allah dengan meninggalkan mempelajari ilmu akhirat.

Terlalu fokus terhadap dunia

Terkait dengan yang kedua (terlalu fokus terhadap dunia), sikap ini pun buruk dalam pandangan Islam. Sebab, Allah SWT telah berfirman (yang artinya):

“Carilah pada apa yang telah Allah anugerahkan kepada kalian (kebahagiaan) negeri akhirat dan jangan kalian melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi.”(QS al-Qashash: 77)

Dalam ayat ini bahkan kebahagiaan akhirat lebih didahulukan daripada kebahagian dunia meski manusia didorong untuk bisa meraih kedua-duanya. Rasul juga bersabda,

”Sebaik-baik kampung dunia adalah bagi orang yang menjadikannya sebagai bekal untuk akhiratnya hingga ia ridha kepada Tuhannya. Seburuk-buruk kampung dunia adalah bagi orang yang terpalingkan olehnya sehingga  berkurang keridhaan kepada Tuhannya.” (HR al-Hakim).

Bakhil terhadap harta

Terkait dengan yang ketiga (bakhil terhadap harta), maka kita tampaknya perlu menyadari kata-kata Imam Ja’far ash-Shadiq. Beliau pernah menyatakan, seorang hamba mesti menyadari bahwa apa yang ada padanya bukan miliknya, tetapi milik ’tuan’-nya, yakni Allah SWT. Segala hal yang ada padanya adalah titipan dari-Nya. Jadi, tak selayaknya dia bakhil terhadap harta, yang juga sesungguhnya merupakan titipan Allah yang kebetulan Dia titipkan kepadanya.

Riya’ dalam beramal

Terkait dengan yang keempat (riya dalam beramal), Rasullullah  bersabda, ”Orang yang paling keras azabnya pada Hari Kiamat adalah orang yang berlaku riya di hadapan manusia bahwa ia telah berbuat baik, padahal tak ada kebaikan sedikit pun di dalamnya.” (HR ad-Dailami).

Perkara riya’ ini memang sulit untuk dideteksi karena tipudaya syetan sangat halus. Yang paling tau apakah orang berbuat riya adalah hanya dia dan Allah.
 
Membanggakan diri sendiri

Terakhir, terkait dengan yang kelima (membanggakan diri sendiri),  kita pun sejatinya menyadari, bahwa tak layak manusia membanggakan diri. Sebab, sejak awal manusia diciptakan dari ’air yang hina’. Lebih dari itu, apa yang harus dibanggakan manusia jika semua yang ada padanya, termasuk dirinya sekalipun, adalah milik Allah SWT, Pencipta manusia dan seluruh jagad raya ini? Tentu sangat janggal dan aneh jika manusia berbangga atas apa yang orang lain titipkan kepadanya. Bukankah aneh jika kita berbangga diri hanya karena dititipi rumah (walau rumah mewah) oleh tetangga samping rumah kita yang kebetulan sedang bepergian jauh? Bukankah aneh jika kita harus takjub diri jika teman kita menitipkan mobilnya (meski mobil itu super mahal) kepada kita saat kebetulan dia harus ke luar negeri? Karena itu, tentu aneh pula jika kita berbangga diri, apalagi bersikap sombong, atas apa saja yang telah Allah titipkan kepada kita (anak-istri, rumah, mobil, apartemen, c

Komentar :

ada 0 komentar ke “PENGHALANG MENJADI ORANG SHALIH”

Posting Komentar

 

Kegiatan Terbaru

Dakwah Kampus

Lowongan Kerja Terbaru

© 2009 Fresh Template. Powered by Blogger.

Fresh Template by NdyTeeN.